Wild Dancing Thanksgivng Turkey

Pages

Elektronika Digital

Elektronika Analog

ELEKTRONIKA ANALOG

Sifat Bahan Isolator

SIFAT BAHAN ISOLATOR

Sifat dan Macam Bahan Penghantar dan Isolator

SIFAT DAN MACAM BAHAN PENGHANTAR DAN ISOLATOR

Jenis dan Manfaat Transformator / Trovo

JENIS DANMANFAAAT TRANSFORMATOR / TROVO


Jenis dan Manfaat Kondensor

JENIS DAN MANFAAT KONDENSOR

Jenis dan Manfaat Resistor

JENIS DAN MANFAAT RESISTOR

Cahaya

Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-hari

TELESKOP

Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-hari

MIKROSKOP

Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-hari

KACA PEMBESAR (LUP)

Alat Optik dalam Kehidupan Sehari-hari

KAMERA


Indra Penglihatan Manusia dan Hewan

INDRA PENGLIHATAN SERANGGA

Indra Penglihatan Manusia dan Hewan

INDRA PENGLIHATAN MANUSIA

Sifat Cahaya dan Proses Pembentukan Bayangan

LENSA

Sifat Cahaya dan Proses Pembentukan Bayangan

PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN

Sifat Cahaya dan Proses Pembentukan Bayangan

SIFAT-SIFAT CAHAYA

Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi

Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi

SONIFIKASI

Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi

PEMBERSIH ULTRASONIK

Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi

TERAPI ULTRASONIK


Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi

SONAR

Aplikasi Getaran dan Gelombang dalam Teknologi

ULTRASONOGRAFI (USG)

Mekanisme Pendengaran Pada Manusia dan Hewan

PENDENGARAN PADA HEWAN


1.      Pengertian Sistem Indera
Sistem indera adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indera. Di dalam sistem indera, terdapat reseptor inderajalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indera.
 Umumnya, sistem indera yang dikenal adalah penglihatanpendengaran,penciumanpengecapan dan peraba.
2.      Sistem Indra Pada Hewan
A.    Sistem Indra pada Hewan Vetebrata
Veterbrata memiliki sistem indera yang lebih berkembang dari hewan invetebrata. Berikut ini penjelasan indera pada ikan, katak, burung dan mamalia.
1.      Sistem Indra pada Ikan
Ikan memiliki indera yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air.
Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Indera pencium pada ikan terdapat didekat mulutnya. Indera pendengar ikan hanya terdiri dari atas telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan indra pendengar ini kurang berkembang dengan baik.
2.      Sistem Indra pada katak
Pada katak indera penglihatan dan indera pencium berkembang lebih baik dari pada organ indera lainnya. Inder apenglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan membran tembus cahaya yang disebut membran niktitans.
Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indera pendengar pada katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian telinga paling luar berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng berfungsi menangkap getaran suara.
3.      Sistem Indra pada Reptil
Indera reptil yang berkembang dengan baik adalah indera pencium. Pada kadal dan ular, indera penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf pencium.
4.      Sistem Indra pada Burung
Indera pada burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut.
Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.
5.      Sistem Indra pada Mamalia
Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera pada masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz.
B.     Sistem Indra Hewan Invertebrata
Sistem indera invetebrata masih sangat sederhana. Berikut inio dijelaskan sistem indera protozoa. Coulenterata, Molusca, cacing pipih, cacing tanah dan serangga.
1.      Sistem Indra pada Hewan bersel Satu (Protozoa)
Pada umumnya tidak memiliki indera, tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.
2.      Sistem Indra pada Hewan Berongga (Coelenterata)
Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka tehadap cahay serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba.
3.      Sintem Indra pada Hewan Lunak (Mollusca)
Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada sepasang antenna yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indera peraba.
4.      Sistem Indra pada Cacing Pipih
Cacing pipih, contohnya planaria memiliki sepasang bintik mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata tersebut sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung bergerak menjahui cahaya.
5.      Sistem Indra pada Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki indera penerima rangsangan yang cukup baik. Indera tersebut berada di permukaan tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif terhadap rangsangan cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas), terutama pada bagian anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah juga peka terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat- zat kimia, dan suhu.
6.      Sistem Indra pada Serangga
 Serangga memiliki indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa.
Apabila dibagi kedalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi kedalam tiga grup kelompok, yakni :
1.      Kemoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah).Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor padaantena invertebrata.
Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksizat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya.
Penciuman, seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentukkemosensor. Zat kimia yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat kecil, disebut dengan bau.
2.      Mekanoreseptor
Yaitu alata indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indera peraba (kulit) dan indera pendengaran (telinga). Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri daritelinga, syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat menjadi rusak.
3.      Photoreseptor/ Fotoreseptor
Yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indera penglihatan atau mata. Penglihatan adalah kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
Banyak binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.

SUMBER: http://nyaknurul.blogspot.co.id/2011/03/sistem-indra-pada-hewan.html

Mekanisme Pendengaran Pada Manusia dan Hewan

MEKANISME PENDENGARAN PADA MANUSIA


Getaran, Gelombang, dan Bunyi

BUNYI

Getaran, Gelombang, dan Bunyi

GELOMBANG



Getaran, Gelombang, dan Bunyi

GETARAN



Ayo Kita Diskusikan

Selasa, 20 Februari 2018

1. Apakah tubuh kita mengeluarkan zat sisa? Coba identifikasilah zat sisa yang dikeluarkan oleh tubuhmu!

Iya,, seperti anus mengeluarkan feses,kulit mengeluarkan keringat,dll.

PROSES PENGELUARAN ZAT SISA

Pengeluaran zat yang terjadi di dalam tubuh manusia meliputi 3 proses , yaitu : 
  • Ekskresi, yaitu proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme baik berupa H2OCO2asam uraturea, dan lain sebagainya. Dilaksanakan oleh sistem ekskresi, yaitu: ginjal, hati, paru-paru dan kulit. 
  • Sekresi, yaitu proses pengeluaran zat hasil metabolisme baik berupa enzim dan hormon. Dilaksanakan oleh sistem kelenjar dan sistem endokrin atau sistem hormonal. 
  • Defekasi, yaitu proses pengeluaran zat zat sisa pencernaan makanan yang tidak terserap oleh usus penyerapan, berupa feces. Dilaksanakan oleh sistem pencernaan makanan terutama pada rektum dan anus.

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

Senin, 19 Februari 2018

BIANG KERINGAT
Biang keringat atau miliaria adalah ruam kecil berwarna merah dan menonjol yang terasa gatal, serta bisa menyebabkan sensasi menyengat atau perih pada bagian kulit. Kelainan yang juga dikenal dengan nama ruam panas ini tidak hanya terjadi pada bayi, namun orang dewasa juga bisa mengalaminya ketika cuaca sedang panas atau pada lingkungan yang bersuhu lembap.
Biang keringat biasanya muncul beberapa hari setelah seseorang terkena pajanan suhu panas. Kondisi ini bisa muncul di seluruh bagian tubuh, tapi sering kali muncul pada bagian wajah, leher, punggung, dada, dan bagian paha.
Biang Keringat-Alodokter

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

JERAWAT
Jerawat adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada. Bintik-bintik tersebut dapat berkisar mulai dari yang ringan, seperti komedo hitam dan komedo putih, hingga bintik-bintik parah yang berisi nanah dan kista. Biasanya bintik-bintik yang tergolong parah tersebut akan meninggalkan bekas luka.
Selain ditandai dengan gejala-gejala seperti kulit berminyak dan munculnya bintik-bintik, kadang-kadang jerawat juga menyebabkan kulit terasa panas dan sakit saat disentuh. Ada beberapa bagian pada tubuh yang biasa ditumbuhi jerawat dan yang paling umum adalah wajah. Jerawat merupakan kondisi yang umum, artinya sebagian besar orang pernah mengalaminya.
Acne
Sebagian besar kasus jerawat terjadi pada seseorang yang berusia di bawah 28 tahun. Terutama bagi remaja, mereka sangat rentan terkena jerawat pada usia 14-19 tahun.
Meskipun jerawat dapat menghilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan usia, namun pada sebagian kasus, masih ada yang mengalami masalah jerawat di pertengahan usia 20-an. Wanita usia 20-an tahun lima kali lebih berisiko mengalami hal tersebut dibandingkan pria usia 20-an tahun.

Faktor-faktor penyebab jerawat

Jerawat bisa muncul pada usia berapa pun, namun perubahan kadar hormon selama masa puber kerap dikaitkan dengan penyebab-penyebabnya. Perubahan hormon tersebut berdampak kepada kelenjar penghasil minyak atau sebum yang letaknya dekat dengan folikel rambut di kulit.
Peningkatan aktivitas kelenjar ini menyebabkan produksi sebum pada wajah juga bertambah. Jadi tumpukan sebum ini nantinya akan bergabung dengan kotoran dan sel kulit yang mati, kemudian menyumbat pori-pori.
Pada saat pori-pori tersumbat dan dengan banyaknya sebum pada permukaan kulit, bakteri yang disebut Propionobacterium acnes berkembang dengan cepat. Bakteri ini merupakan bakteri penyebab jerawat. Propionobacterium acnes melepaskan semacam zat iritan yang akan mengiritasi kulit. Efek dari iritasi inilah yang menyebabkan kulit memerah dan membengkak, disamping itu juga menyebabkan timbulnya nanah di balik kulit.
Lapisan dalam folikel rambut juga menebal akibat perubahan kadar hormon dan menyebabkan tersumbatnya pori-pori kulit. Penyumbatan pori-pori ini tidak akan hilang, meski kulit telah dibersihkan.
Selain pada masa puber, jerawat juga bisa dialami para wanita akibat perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi dan masa kehamilan. Jerawat juga diketahui sebagai faktor keturunan. Kemungkinan besar seseorang akan memiliki jerawat jika kedua orang tua berjerawat juga.
Hingga kini belum ada bukti bahwa jerawat disebabkan oleh aktivitas seksual, makanan, atau buruknya kebersihan.

Diagnosis jerawat

Dokter biasanya mampu mendiagnosis jerawat hanya dengan melihat kulit penderita secara langsung. Melalui pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis jerawat yang tumbuh serta mengukur tingkat keparahannya (tingkat peradangan dan jumlah jerawat). Setelah diagnosis dilakukan, barulah rencana penanganan bisa dibuat.

Tindakan yang tepat dilakukan jika memiliki jerawat

Penting untuk menjaga kebersihan kulit di area yang berjerawat, meski itu tidak akan mencegah munculnya jerawat baru. Basuh area tersebut dua kali sehari dengan menggunakan pembersih atau sabun wajah. Agar tidak mengalami iritasi, jangan menggosok kulit terlalu keras.
Kini sebagian besar produk pelembap telah melalui tahap pengujian agar tidak menimbulkan komedo atau jerawat. Gunakan pelembap jika kulit Anda kering dan hindari memakai produk kecantikan yang dapat menyumbat pori-pori kulit.
Meski jerawat tidak bisa disembuhkan, namun masih bisa dikendalikan melalui pengobatan. Obat-obatan berbentuk gel, pelembap, dan krim kini sudah banyak tersedia di apotek. Jika memiliki jerawat, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika penggunaan obat yang dijual bebas di pasaran tidak membuahkan hasil atau bahkan justru menimbulkan efek samping seperti:
  • Pembengkakan pada wajah, mata, bibir, atau lidah.
  • Radang tenggorokan dan sesak napas.
  • Pingsan.
Umumnya dokter menyarankan penggunaan produk yang mengandung konsentrat benzoil peroksida rendah. Namun berhati-hatilah dalam menggunakannya karena pada bidang industri, konsentrat tersebut juga digunakan sebagai bahan pemutih pakaian.

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

KANKER GINJAL

Kanker ginjal adalah salah satu jenis kanker yang paling cepat tumbuh dan menyebar dalam tubuh manusia. Terlambat mendapatkan diagnosis bisa berakibat sangat fatal. Sayangnya, gejala kanker ginjal umumnya tidak terlihat pada stadium awal sehingga cukup sulit untuk mengenali ciri-cirinya dan mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kanker ini memang baru akan terasa gejala atau tandanya setelah mencapai tahap menengah sampai stadium lanjut. Pada stadium lanjut, orang yang memiliki kanker ginjal akan merasakan nyeri dan pembengkakan di sekitar area pinggang. Apa lagi gejala-gejala kanker ginjal yang patut diwaspadai? 

Ciri-ciri dan gejala kanker ginjal

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

DIABETES INSIPIDUS

Pengertian Diabetes Insipidus
Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang erat kaitannya dengan produksi suatu hormon di dalam tubuh. Hormon yang berhubungan dengan penyakit ini adalah antidiuretic hormone. Menurunnya kadar hormon ini yang diproduksi oleh tubuh manusia dapat menyebabkan resiko terkena diabetes insipidus meningkat.

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

HEMATURIA

Apa itu Hematuria?

Hematuria adalah penyakit yang ditandai dengan adanya darah di urin. Penyakit ini dibedakan menjadi gross hematuria (adanya darah berwarna merah muda atau merah tua yang disertai penyumbatan darah) atau hematuria makroskopis, yang hanya dapat dideteksi melalui mikroskop atau uji urin.
Gross hematuria dapat dideteksi dengan mudah karena sebagian besar pasien langsung mencari pertolongan medis setelah menyadari warna urin yang tidak normal, namun pasien yang menderita hematuria mikroskopis biasanya tidak menyadari adanya hematuria sampai penyakit ini dideteksi dalam pemeriksaan kesehatan rutin atau pemeriksaan untuk keluhan kesehatan lainnya.
Hematuria umumnya terjadi sebagai gejala dari penyakit lainnya. Oleh karena itu, pengobatan untuk hematuria biasanya akan dilakukan bersamaan dengan pengobatan untuk penyakit penyebabnya. Ketika memeriksa penyebab dari hematuria, saluran kemih akan diperiksa secara menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan penyebab satu persatu, sampai penyebab hematuria ditemukan.

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

ALBUMINURIA

Penyebab Albuminuria

  1. Diabetes
Diabetes merupakan kondisi dimana kadar gula yang terdapat pada tubuh manusia melebihi kadar normal rata rata manusia. Keadaan ini yang menyebabkan rusaknya ginjal sehingga ginjal gagal melakukan proses filtrasi. (Baca juga : kelainan ginjal )
  1. Hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal pula. ( Baca juga : ginjal polikistik )
  1. Pre eklampsia
Pre eklampsia dan hipertensi gestasional terjadi pada wanita yang sedang hamil. Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi yang terjadi pada ibu hamil. ( Baca juga : tanda awal gagal ginjal )

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

Batu Ginjal
Batu ginjal atau biasa disebut penyakit kencing batu adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal dari zat yang ada di kencing. Prosesnya disebut nephrolithiasis. Batu ginjal biasanya berukuran sangat kecil atau bisa mencapai sekitar beberapa inci. Ukuran batu yang lebih besar yang mengisi saluran yang membawa kencing dari ginjal ke kandung kemih disebut batu staghorn.
Sepertiga dari orang-orang di dunia memiliki batu ginjal, tapi hanya setengahnya yang punya gejala. Meski tanpa gejala, batu ginjal bisa menimbulkan masalah, seperti infeksi dan penyumbatan aliran kencing. Batu yang tersangkut di kandung kemih menyebabkan banyak gejala.
Gejala yang biasanya terjadi adalah sakit luar biasa (urinary colic) yang datang dan pergi, dan biasanya bergerak dari bagian samping belakang (flank) ke bagian bawah perut (abdomen). Gejala umum lainnya termasuk:
  • Sakit pinggang, paha, selangkangan, dan kemaluan
  • Darah dalam urin
  • Mual dan muntah-muntah
Image result for penyakit batu ginjal

Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk Mencegah atau Menanggulanginya

 Nefritis

Nefritis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan ginjal. Selain jantung, ginjal adalah salah satu organ tubuh yang paling giat bekerja. Setiap harinya, ginjal menyaring sekitar 50 galon darah, 5 galon di antaranya adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Ketika ginjal berfungsi dengan normal, bagian tubuh lainnya akan terus mendapatkan darah “bersih” yang kaya oksigen. Namun, ketika mengalami peradangan, ginjal tidak akan dapat menyaring darah dengan baik. Apabila tidak diobati, ginjal dapat masuk ke masa kritis dan berhenti bekerja. Gagal ginjal merupakan penyakit yang serius, karena kotoran akan tertimbun di dalam darah dan meracuni organ tubuh lainnya.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, pasien harus menjalani cuci darah (dialisis), suatu tindakan yang menggunakan alat untuk menggantikan fungsi ginjal. Namun, pasien tidak akan dapat bertahan hanya dengan dialisis. Nantinya, ginjal harus diganti dengan ginjal yang sehat melalui transplantasi ginjal.

Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

3. Paru-Paru 
Paru-paru mengekskresikan karbon dioksida dan uap air. Di kelas 8 telah dipelajari paru-paru sebagai sistem pernapasan. Karbon dioksida merupakan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh. Karbon dioksida diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju paru-paru. Di dalam alveolus, karbon dioksida berdifusi ke udara. Udara yang banyak mengandung karbon dioksida ini kemudian dihembuskan keluar melalui fase ekspirasi.
Udara yang keluar masuk paru-paru tidak selalu bersih karena bercampur dengan debu, asap, kotoran, dan kuman-kuman penyakit. Akibatnya, kerja paru-paru sebagai alat ekskresi dapat mengalami gangguan.
paru-paru2-edited

Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi pada Manusia

Senin, 12 Februari 2018

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

Ekskresi merupakan proses pengeluaran sisa hasil metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat sisa metabolisme bersifat racun bagi tubuh. Oleh karena itu kerusakan pada alat ekskresi dapat menyebabkan berbagai penyakit di dalam tubuh.Alat ekskresi juga berfungsi membuang zat-zat yang jumlahnya berlebihan di dalam tubuh. Hal ini berkaitan dengan sistem osmoregulasi, yaitu pengaturan keseimbangan konsentrasi cairan dalam tubuh.
Sistem osmoregulasi menjaga tekanan osmotik cairan tubuh selalu tetap. Osmoregulasi biasanya berkaitan dengan pengaturan jumlah air dan garam mineral dalam tubuh. Organ ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS